by Editorial Team Le Mariage | 24 Jun 2024
Emil Eriyanto dikenal sebagai salah seorang sosok kreatif di industri wedding dan event lewat Multi Kreasi Enterprise (MKE Wedding Organzier). Selain itu, Emil juga kolektor batik yang populer, dalam inisiasinya untuk melestarikan budaya.
Ia menjadi pendaya batik secara perorangan sejak tahun 2016, sekaligus membantu perajin Pekalongan untuk menjual kain batiknya. Dari hobi, Emil akhirnya menyeriusi sebagai bisnis dengan membuka butik Batik 3E Collection, diambil dari namanya Engelbertus Emil Eriyanto.
Berbekal puluhan tahun pengalaman sebagai insan kreatif di bidang wedding dan event industry, serta kecintaan pada wastra nusantara batik, Emil Eriyanto menyinergikan keduanya lewat persembahan ‘Red Carpet Gala’. Sebuah ajang selebrasi dan apresiasi dari dan untuk Emil Eriyanto, bagi hal-hal yang fundamental dalam kehidupan termasuk hari lahirnya.
Bersama InterContinental Jakarta Pondok Indah, yang menjadi tempat perhelatan acara tersebut pada awal Juni 2024, Red Carpet Gala sukses menjadi rangkaian acara epik dan berkesan. Yaitu malam perayaan hari jadi ke-56 tahun Emil Eriyanto, HUT ke-8 Batik 3E Collection, penganugerahan Life Time Achievement, dan fashion show bertajuk ‘Cerita Batik’.
Antusiasme terlihat dari para undangan yang hadir dengan dress code
‘touch of Indonesia’ memenuhi Grand Ballroom InterContinental Jakarta Pondok
Indah. Ratusan kain Batik 3E Collection ditata cantik dan apik lewat instalasi
menarik yang memanjakan mata di area grand ballroom foyer. Selain itu, para
undangan juga bisa ikut berdonasi dan berbagi kasih, karena keuntungan dari
penjualan batik akan diberikan untuk panti asuhan dan panti jompo.
Penghargaan Life Time Achievement
Novarianto Simanjuntak, perwakilan dari InterContinental Jakarta Pondok Indah menyambut undangan di grand ballroom yang megah dan mewah. Lewat video dari big screen dengan frame ukiran batik, yang juga menjadi panggung sentral Red Carpet Gala. Ia mengatakan jika Red Carpet Gala adalah sebuah perayaan kreativitas, keanggunan, dan kolaborasi serta dedikasi pada industri kreatif, wedding dan event. Sebab itu, acara dimulai dengan pemberian penghargaan bagi para insan yang memajukan industri pernikahan dan event.
Life Time Achievement Award dimulai dari category Dekorasi, yang diraih oleh Suryanto Decoration. Lalu dari Category Perias diberikan pada Ibu Des Iskandar. Beralih ke Category Makeup Artist diserahkan kepada Peter Fritz Saerang. Kemudian Category Bridal mendapuk Yohannes E. Yunarko.
Dilanjutkan dengan Category: Wedding Cake yang disematkan
pada Susan Sunardjie. Disusul Tiara Djosodirdjo sebagai peraih Category:
Wedding Organizer. Masuk ke Category: Pagar Ayu yang
dialamatkan kepada Ratna Boentaran. Masih ada Category: Master of Ceremony
yang menunjuk Elly Pasha. Dan terakhir datang dari Category: Maestro Busana
& Mahaguru Bidang Mode, Susan Budihardjo.
Fashion Show ‘Cerita Batik’
Emil Eriyanto mengibaratkan proses pembuatan batik yang penuh warna, makna, dan cerita seperti kehidupan manusia. Memiliki jalan cerita masing-masing, tidak ada yang sama. Begitu juga dengan kesalahan yang tidak bisa diperbaiki secara spontan, tanpa kesabaran dan ketelitian.
Cerita Emil tersebut mengantarkan para undangan untuk menikmati karya busana dari para desainer kebanggan Indonesia. Yang berkolaborasi menggunakan mahakarya Batik 3E Collection by Emil Eriyanto.
Penyanyi Andien menjadi pembuka fashion show ‘Cerita Batik’ lewat tembang ‘Gemilang’. Gaun batik panjang dengan motif bunga berukuran ekstra rancangan Didi Budiardjo membuatnya menonjol. Disusul dengan presentasi kebaya pengantin putih dengan ekor panjang seperti train yang dipercantik dengan motif batik oleh desainer Andreas Lim.
Tangan dingin ke-26 desainer dalam merancang batik menjadi suguhan busana dengan kreativitas tak terbendung. Seperti kebaya modern yang disempurnakan dengan batik sebagai jodoh terbaik ala Studio BOH, Ferry Sunarto, Vera Anggraini Kebaya, sampai Myrna Maura. Atau menjadi ansambel oriental seperti yang dibuat oleh Alethea Official By Evelyn Witono Putri sampai Danny Satriadi. Lalu wedding gown yang eklektik versi Dimas Singgih, baju pengantin daerah dari Didiet Maulana, sampai evening dress dari Soko Wijayanto, Ivan Gunawan, Sebastian Gunawan, dan Rusly Tjohnardi.
Batik juga ditampilkan kasual bergaya kental street style oleh Adrian Gan atau Chossy Latu yang menciptakan outerwear batik versatile untuk gaya serius dan semi-formal. Begitu juga dengan Damien Chandra yang membawa langgam batik chic dengan dress yang dipasangkan dengan celana.
Rancangan Penuh pernyataan namun bersiluet outfit harian juga terlihat menarik di tangan Priyo Oktaviano. Termasuk koleksi jas batik pria dari SAS design dan Agus Lim. Suit batik dengan motif dan warna yang bold memberi penyegaran dari sekadar dibuat kemeja.
Dan tentu yang tak kalah menyita atensi adalah rancangan batik dari maestro aksesori Indonesia Rinaldy Yunardi. Sebagai perancang perhiasan, Rinaldy menghasilkan karya body jewelry yang mengambil motif batik.
“Aku mengambil motif batik untuk dijadikan aksesori tubuh, karena ingin tetap bersenyawa dengan kain batik yang sudah dipercayakan oleh Mas Emil. Dan untuk pakaian, dibantu oleh Mas Danny Satriadi yang didesain agar tidak merusak motif batik itu sendiri,” ujar Rinaldy Yunardi pada Le Mariage.
Setelah finale runway yang memukau koreografi Djafar disambut gemuruh tepuk tangan seantero grand ballroom, semua desainer yang terlibat berkumpul di atas panggung yang megah. Menandakan kesuksesan proyek kolaborasi akbar kolosal. Selamat!
InterContinental Jakarta Pondok Indah
Jl. Metro Pondok Indah Kav. IV TA : Jakarta ,12310, Indonesia
+622139507355