Website Wedding Indonesia | Le Mariage Indonesia

A Sacrifice of Love | Le Mariage Indonesia
Two love tokens, one sensation

Two love tokens, one sensation

“Kesamaan kita paling utama adalah kita sangat mencintai Tuhan, keluarga, dan teman-teman kita,” cerita sang mempelai.

“Kesamaan kita paling utama adalah kita sangat mencintai Tuhan, keluarga, dan teman-teman kita,” cerita sang mempelai.

Dhita dan sang ayah berjalan menuju pelaminan penuh cinta

Dhita dan sang ayah berjalan menuju pelaminan penuh cinta

Prosesi sinduran menandakan bahwa kedua mempelai resmi diterima sebagai keluarga

Prosesi sinduran menandakan bahwa kedua mempelai resmi diterima sebagai keluarga

Prosesi sinduran menandakan bahwa kedua mempelai resmi diterima sebagai keluarga

Prosesi sinduran menandakan bahwa kedua mempelai resmi diterima sebagai keluarga

“Kebetulan saat midnight Dhita ulang tahun. Jadi kami sekaligus merayakannya dengan potong kue dan hiburan yang lebih seru,” cerita Arman

“Kebetulan saat midnight Dhita ulang tahun. Jadi kami sekaligus merayakannya dengan potong kue dan hiburan yang lebih seru,” cerita Arman

Keceriaan pesta dalam lensa Soemario Photography

Keceriaan pesta dalam lensa Soemario Photography

Keceriaan pesta dalam lensa Soemario Photography

Keceriaan pesta dalam lensa Soemario Photography

Di mata Dhita, Arman adalah seorang yang humoris, pengertian, dan tegas

Di mata Dhita, Arman adalah seorang yang humoris, pengertian, dan tegas

“For me she is beautiful inside and out,” ungkap Arman

“For me she is beautiful inside and out,” ungkap Arman

A Sacrifice of Love

by VIN | 26 Nov 2020

Artikel ini tayang di Le Mariage Magazine Edisi Oktober - Desember 2010


Mungkin ini yang dinamakan sebuah cinta. Kesetiaan, pengorbanan, dan kelemahlembutan menyatu, menguatkan keyakinan di dalam diri. Cinta Anindhita Putri S. (Dhita) dan Arman Prasetyo Soebroto (Arman) yang berjalan beriringan hingga genap tujuh tahun lamanya terangkai indah dan sempurna. Mengalahkan ego, karakter itulah yang selalu mereka jalankan untuk membahagiakan pasangan hidupnya.

Saya menyiapkan reservasi makan malam di suatu restoran Italia, lengkap dengan botol anggur, iringan musik biola dan dekorasi yang mendukung untuk saya melamar Dhita. Namun semua persiapan ini bubar jalan karena Dhita ingin bertemu dengan teman dekatnya yang kebetulan sedang berulang tahun. Saya tidak mau membuat ia sedih ketika itu,” cerita Arman.

Tak berhenti sampai di situ, ia pun kembali mencoba melamar Dhita, meski dengan cara yang sederhana, namun tetap bersejarah. “Keesokan harinya saya datang ke rumah Dhita, berbincang sebentar dengannya dan melamarnya,” kenang Arman. Pengorbanannya berbuah manis,Sangat diberkati, Dhita memilih saya sebagai suaminya,” lanjutnya mengenang proses lamaran penuh cinta yang ia lakukan. 


Foto: Koma Art Studio (pre wedding) dan Soemario Photography (wedding)