Website Wedding Indonesia | Le Mariage Indonesia

Tren Gaun Pengantin 2026 dari House of Dimas Singgih di Weddings by Marriott Bonvoy Indonesia 2025 Showcase | Le Mariage Indonesia
 Finale memukau dari House of Dimas Singgih di panggung Weddings by Marriott Bonvoy Indonesia 2025 Showcase

Finale memukau dari House of Dimas Singgih di panggung Weddings by Marriott Bonvoy Indonesia 2025 Showcase

Tren Gaun Pengantin 2026 dari House of Dimas Singgih di Weddings by Marriott Bonvoy Indonesia 2025 Showcase

by NN | 22 May 2025

Bagi calon pengantin yang menjadikan gaya sebagai ekspresi diri, momen berjalan menuju pelaminan bukan semata tentang janji suci melainkan pernyataan personal. Layaknya runway pribadi, gaun yang dikenakan di hari pernikahan tak hanya mengikuti tren, tetapi merefleksikan siapa diri kita, di hari H, dan untuk selamanya.

 

Dalam pencarian gaun pengantin yang benar-benar mencerminkan karakter dan selera, wedding showcase menjadi jendela ideal untuk menangkap inspirasi terkini dalam dunia bridal couture. Tahun ini, panggung Weddings by Marriott Bonvoy Indonesia 2025 Showcase memberi sorotan istimewa pada fashion designer Dimas Singgih, sosok yang secara konsisten mendefinisikan ulang makna elegansi dalam pendekatan artistik dan narasi budaya.

 

Dalam peragaan busana bertajuk 'PRABHA' berarti cahaya yang digelar di The St. Regis Jakarta pada penghujung April 2025, Dimas Singgih menghadirkan koleksi yang mengacu pada masa keemasan mode dunia, dekade 1950-an. Era ketika perempuan dan pria mulai berani berekspresi melalui gaya, namun tetap menjaga keanggunan abadi.

 

Melalui koleksi ini, Dimas Singgih mengungkapkan bahwa menjadi pengantin adalah tentang merayakan diri sendiri. Gaun pengantin harus mencerminkan kepribadian, cantik dan chic, namun tetap lembut dan delicate.

 


Tren Global dengan Sentuhan Tradisional

 

Sebanyak 11 koleksi gaun pengantin dari 25 total koleksi ditampilkan oleh House of Dimas Singgih, lini dari Dimas Singgih. Koleksi ini merefleksikan arah tren global untuk tahun 2016, namun tetap memberikan identitas budaya Indonesia, khususnya melalui siluet yang terinspirasi dari beskap.



Drop-waisted dresses atau Basque Waists

 

Salah satu elemen yang mencuri perhatian adalah pinggang model basque, ditandai dengan garis potong membentuk ‘V’ atau ‘U’ yang jatuh di bawah garis pinggang alami. Siluet ini memberi ilusi proporsi tubuh yang lebih panjang dan ramping. Potongan ini menyatu sempurna dengan rok bervolume yang kini kembali digemari, membawa nostalgia era kejayaan mode dengan pendekatan yang segar.

 



Pinggang basque yang membentuk siluet anggun ala era 1950-an (Courtesy of @riomotret)




High-neckline gowns

 


Kerah tinggi seperti cheongsam dan juga surjan, membawa sentuhan budaya dalam garis yang bersih. (Courtesy of @riomotret)


Penghormatan terhadap masa lalu juga tercermin dalam kehadiran gaun berleher tinggi. Desain ini menjadi alternatif yang elegan dari potongan rendah yang mendominasi tren pengantin beberapa musim terakhir.

 

Dimas memberi interpretasi khas lewat kerah ala kebaya janggan, menyatukan unsur warisan dengan garis mode yang memikat. Leher tinggi, secara visual menarik fokus ke wajah dan bahu, menambah sempurna pancaran aura bahagia pengantin dengan cara yang subtil dan berkelas.

 


Pita dan Peplum



Ornamen pita dan peplum menghadirkan siluet dinamis—antara feminitas lembut dan struktur maskulin. (Courtesy: @riomotret)


 

Ornamentasi pita kembali muncul sebagai simbol klasik dari perayaan dan permulaan baru. Dimas menampilkannya dalam bentuk aksen besar yang menghiasi gaun one-shoulder, dipadukan dengan ruffle sederhana yang memperkuat kesan lembut dan selebratif.

 

Sementara itu, siluet peplum yang ikonik dari era 1950-an, dikembangkan menjadi bentuk yang lebih teatrikal. Dalam salah satu look, bagian bawah peplum diperpanjang menjadi train dramatis seperti gaun tuksedo. Dipadukan dengan celana tailored bergaya suit. Dimas menambahkan kerah exaggerated yang berfungsi sebagai perhiasan, pernyataan yang mencolok namun tetap manis.

 


Silver Bling That Speaks Softly

 


Beads yang berkilauan dan aksen bling yang memukau, memberi sentuhan glamor yang elegan di setiap detailnya (Courtesy: @riomotret)


Sequin manik-manik dan sulaman perak menyinari runway layaknya kilau berlian, elegan memikat, namun tidak berlebihan. Detail perak digunakan bukan untuk menarik perhatian secara mencolok, melainkan untuk menangkap cahaya dengan cara halus dan anggun. Gaun-gaun ini menjadi pilihan sempurna bagi mereka yang ingin tampil stunning namun tetap subtle dan tasteful.

 

“Full bead tetap ada untuk mengakomodasi selera pasar yang menyukainya, dengan bling-bling dan embellishment yang intens,” jelas Dimas Singgih saat berbincang dengan Le Mariage usai fashion show. “Namun, di koleksiku yang lain, bisa dilihat nggak ada manik-manik sama sekali. Ada gaun yang cuma fabric saja, polos, paling hiasan di kancing,” tambah Dimas.



Less is More



Seluruh koleksi 'Phraba' mulai dari bridal, cocktail dress, sampai menswear dari House of Dimas Singgih

 


Tajuk ‘Prabha’ yang dipilih sebagai tema koleksi mencerminkan filosofi desain sederhana namun mendalam—less is more. Filosofi ini tidak hanya berlaku untuk gaun pengantin, tetapi juga untuk keseluruhan koleksi yang dihadirkan.




Pemberian apresiasi bunga bagi seluruh pendukung acara fashion show oleh Dimas Singgih

 


Momen ini juga menjadi pembuktian pribadi bagi Dimas Singgih, yang sebelumnya memulai karier sebagai makeup artist dan desainer kebaya yang melambungkan namanya. Kali ini, Dimas ingin menunjukkan bahwa ia telah berkembang, tidak hanya sebagai desainer bridal, tetapi sebagai kreator yang inklusif dan inovatif.

Dalam koleksi ini, ia turut menampilkan cocktail dress hingga menswear, menegaskan kesiapan dirinya untuk membawa nama Dimas Singgih lebih jauh di industri fashion, baik lokal maupun global. 

The St. Regis Jakarta

Rajawali Place
Jalan HR. Rasuna Said Kav. B/4 Setiabudi
Jakarta 12910


+6221 50948888