Website Wedding Indonesia | Le Mariage Indonesia

Tren Pernikahan Timeless 2025 di Shangri-La Jakarta Wedding Open House ‘A Journey of Love & Tradition’ | Le Mariage Indonesia
Shangri-La Jakarta Wedding Open House 2025

Shangri-La Jakarta Wedding Open House 2025

Shangri-La Jakarta Wedding Open House 2025

Shangri-La Jakarta Wedding Open House 2025

Shangri-La Jakarta Wedding Open House 2025

Shangri-La Jakarta Wedding Open House 2025

Tren Pernikahan Timeless 2025 di Shangri-La Jakarta Wedding Open House ‘A Journey of Love & Tradition’

by NN | 02 Jan 2025

Tren pernikahan senantiasa berkembang mengikuti zaman. Namun tradisi yang diteruskan dari generasi ke generasi selalu menjadi warisan abadi. Mengikat kita pada makna sejati dari perjalanan cinta. Karena itulah, pernikahan tradisional disebut sebagai tren pernikahan timeless yang bersifat universal. 

Bahkan melampaui gaya pernikahan modern karena tetap relevan sepanjang waktu. Seperti yang ditunjukkan oleh Shangri-La Jakarta, yang mengangkat tema ‘A Journey of Love & Tradition’ dalam wedding open house-nya.

Acara ini tidak hanya mencerminkan core values perusahaan yang mengedepankan budaya di mana pun Shangri-La berada, tetapi juga bertujuan untuk merayakan dan meningkatkan pernikahan tradisional itu sendiri. Gelaran wedding open house yang berlangsung pada 7-8 Desember 2024 di Ceria Room dan Poolside Garden mengusung tema yang jarang diangkat, yaitu Sulawesi dengan segala persembahan kekayaan budaya unik dan otentiknya.

Hal ini terlihat dari berbagai elemen dan ornamen yang dipamerkan, mulai dari wedding showcase dengan adat Makassar, dekorasi, pakaian pengantin, kue pengantin, dessert table, dan masih banyak lagi. Tentunya, tradisi timeless tersebut tetap mendapat sentuhan modern, menciptakan fusion yang tetap menghormati adat dan mengindahkan pakem tradisi dalam setiap prosesnya.



Rombongan iring-iringan calon pengantin pria bersama perangkat adat dan pemusik

 

Wedding Showcase Pernikahan Adat Sulawesi Selatan

‘A Journey of Love & Tradition’ menghadirkan kesakralan prosesi pernikahan adat Makassar melalui simulasi menggunakan model peraga, lengkap dengan pengantin hingga perangkat adatnya. Musik tradisional, mulai dari seruling hingga tabuhan gendang tunrung pakanjara, menggema di seluruh ruangan. Founder Wedding Planner Adhyakti Wedding and Private Events Planner Roro Myakti dan Daeng Asseng dari Sanggar Tamalate Jakarta, memandu acara sambil menjelaskan setiap alurnya dengan runut.

Acara dimulai dengan iring-iringan calon mempelai pria menuju lokasi ijab kabul, tanpa disertai calon mempelai wanita. Selain pemusik, para perangkat adat pun memiliki tugasnya masing-masing, seperti membawa lellu, payung bundar, dan tombak.

“Tombak melambangkan penjagaan keamanan dalam perjalanan meminang, sementara payung bundar melambangkan simbol kekayaan,” terang Founder Sanggar Tamalate Jakarta Daeng Asseng.

Setelah ijab kabul selesai, prosesi dilanjutkan dengan upacara Mappasikarawa, di mana pengantin pria menjemput pengantin wanita dan bersama-sama menerima ucapan selamat dari  keluarga dan tamu undangan. Daeng Asseng juga menjelaskan tentang Mappasili atau Mappaci, yakni siraman adat yang dilakukan sebelum upacara pernikahan untuk kelancaran seluruh prosesi.

 


Adegan peraga upacara Mappasikarawa 


Inspirasi Busana Pengantin Mandar dan Makassar Rancangan Dimas Singgih

Sulawesi, dengan kekayaan budaya yang tercermin melalui berbagai suku di dalamnya, juga menampilkan keunikan dalam busana pengantin. Dalam Shangri-La Wedding Open House ‘A Journey of Love & Tradition’ kali ini, fashion designer Dimas Singgih bekerja sama dengan Sanggar Tamalate, mempersembahkan dua inspirasi busana pengantin dari Makassar dan Mandar.

Untuk busana pengantin Polewali Mandar yang terinspirasi dari baju bodo, Dimas Singgih memberi berbagai twist atau sentuhan kreatif. Menggunakan warna fuschia, ia menambahkan train pada bagian belakang baju serta memperkayanya busana dengan embroidery dan beads. Ornamen hand embroidery kerancang, yang menjadi ornamen menonjol dibuat dengan pola tenun khas Makassar.

“Saya diberi keleluasaan untuk memberikan twist selama tetap memahami pakem yang ada, seperti warna dan bahan yang tidak boleh digunakan. Selain permainan warna, beads, dan bordir, permainan cutting busana Makassar ini sangat fleksibel, memberikan siluet yang menyamarkan bentuk tubuh jadi tetap terlihat menawan di semua jenis tubuh,” jelas Dimas.

Tampilan pengantin terlihat semakin sempurna dengan aksesori dari Sanggar Tamalate, seperti sunting Makassar, kalung, anting, sampai koleksi gelang peninggalan turun-temurun keluarga Daeng Asseng. Daeng Asseng sendiri, sebagai pegiat budaya Makassar, berharap bahwa dengan mofidikasi modern yang dilakukan oleh Dimas Singgih, para perempuan, terutama gadis Makassar semakin mencintai dan melestarikan budaya mereka lewat pakaian.

 


Ki-Ka: Desainer baju pengantin Dimas Singgih,  Founder Sanggar Tamalate Jakarta Daeng Asseng, Founder Wedding Planner Adhyakti Wedding and Private Events Planner Roro Myakti


Pesona Sulawesi dalam Kelengkapan Pernikahan Adat

Kuliner Sulawesi menjadi salah satu sorotan utama dalam acara wedding open house ini. Tim kuliner hotel menciptakan wedding cake yang terinspirasi dari Sulawesi, dengan ornamen phinisi hingga rumah adat Tongkonan yang menghiasi tampilan kue.

Begitu juga dengan sesi food tasting yang menyajikan food stall Coto Makassar dan Pisang Epe. Coto Makassar yang disantap dengan buras memiliki rasa cenderung ringan namun kaya cita rasa, sementara Pisang Epe yang manis semakin nikmat dipadukan dengan es krim dan berbagai topping.

Selain itu, ada juga dessert table yang menonjolkan kekayaan hidangan penutup Sulawesi lewat tampilan modern. Beberapa pilihan yang disajikan termasuk Pisang Epe Choux, Palu Butung, Markisa Tart, sampai Pisang Ijo dalam versi mini bites inovasi dari Whitepot Wedding Cake.



Dua baju pengantin kreasi fashion designer Dimas Singgih


Berbagai dekorasi acara pun tidak kalah memukau, menggabungkan elemen-elemen penuh filosofi dengan sentuhan modern dari Aryagati Rooms dan Sentra Bunga. Salah satunya adalah instalasi kain gantung dari tenun Makassar. Serta pengembangan elemen burung merak, simbol yang sering ditemui dalam pernikahan Makassar, dibuat dengan teknik laser cut yang kontemporer.

Acara ini juga melibatkan berbagai vendor terkurasi yang memberi kontribusi berarti, antara lain; Rumah Kampung Decoration, Sperry Tents Indonesia, DeLight Pro, DeLight Professional Lighting Rental, DeLight Sound, Praya Visual, Malik Entertainment, All Star Music, Soe & Su, Nawasena, Stiletto Pagar Ayu, SAS Design, Distillery, Eventrum, dan Gelap Ruang Jiwa.

Wedding Open House ‘A Journey of Love & Tradition’ menjadi pembuktian Shangri-La Jakarta sebagai venue pernikahan yang unik dan berbeda. Dengan komitmen untuk terus menggali kekayaan tradisi dan budaya, Shangri-La terus berinovasi menghadirkan pengalaman pernikahan otentik dan tak terlupakan, baik dalam sentuhan modern maupun tradisional. Ke depannya, tema ‘Love dan Tradition’ akan menjadi fokus utama dalam pameran pernikahan selanjutnya yang menonjolkan harmoni antara warisan budaya dan kemewahan kontemporer. 


Shangri-La Jakarta

Kota BNI

JL. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220 Indonesia


+62 21 2922 9999


Related Video

InterContinental Bandung Dago Pakar - Wedding Venue

InterContinental Bandung Dago Pakar - Wedding Venue

Plataran Wedding Roadshow 2022

Plataran Wedding Roadshow 2022