by NN | 05 Sep 2025
Ketika para model senior menjadi wajah kampanye dari koleksi perdana brand lifestyle TYGA ‘Unstigmatized’, satu pesan terasa begitu jelas bahwa gaya tak pernah dibatasi oleh usia. Diluncurkan bersamaan dengan pembukaan butik pertamanya di Pondok Indah Mall 3, lantai 2, campaign ini menjadi pengingat bahwa kedewasaan bukan alasan untuk kehilangan karakter. Mapan tak berarti melepaskan jati diri, karena sejatinya, selera gaya adalah bagian dari identitas yang kita bawa sepanjang hidup.
Dalam konteks hubungan dan pernikahan, kehadiran model-model senior ini membangkitkan ulang makna ikrar klasik "till death do us part”, yang dalam narasi TYGA terasa lebih relevan sebagai "till style do us part." Sebuah komitmen, bukan hanya kepada pasangan, melainkan kepada diri sendiri, untuk tetap tampil otentik, nyaman, dan berkelas—di usia berapa pun.
Dibangun di atas nilai keaslian dan ekspresi tanpa batas, TYGA merangkul lintas generasi. Bukan hanya mereka yang muda akrab dengan tren, tapi juga mereka yang telah melalui banyak fase hidup. Koleksi Unstigmatized hadir sebagai representasi dari pendekat ini— kasual yang ditinggikan (elevated casual), dengan keseimbangan antara kenyamanan, kualitas, dan karakter.
Gaya Matchy, Sampai Saling Bertukar Koleksi
Butik TYGA tampil sleek dan lapang, dengan dominasi warna metalik futuristik yang tetap memberi kesan hangat dan modern. Koleksi debutnya terdiri dari berbagai item esensial seperti t-shirt , hoodie, jumper, sweatshirt, sweatpants, shorts, hingga aksesori seperti topi dan tas. Semuanya dalam palet warna netral yang versatile dan timeless—ideal untuk dikombinasikan dengan gaya personal masing-masing individu.
Meskipun siluetnya kasual, tiap potongan dibuat dengan perhatian terhadap detail: teknik embossed yang mewah, leather stitching , embroidery halus, hingga struktur material yang terasa premium. Elemen warna oranye disispkan secara subtil sebagai simbol dari konsep City of TYGA, yang menyatukan semua elemen gaya, kepribadian, dan pengalaman hidup.
“Kita sering dengan orang berumur bilang “I used to be…’, sekarang saya ingin mereka bisa berkata, saya keren, relevant, dan tidak ketinggalan zaman,” ujar Niccolas Lim, Creative Director TYGA.
Andini Effendi dan Alika Islamadina-Raja Regar mengenakan koleksi TYGA
Dengan pendekatan unisex, koleksi TYGA juga membuka ruang baru dalam cara berpakaian. Pasangan bisa tampil serasi, bergaya matchy, atau bahkan saling bertukar potongan dari satu lemari. Karena dalam banyak hal, berbagi gaya adalah bentuk lain dari kedekatan dan kekompakan yang tak terucap.
Citizens of TYGA
Butik TYGA tak sekadar showroom untuk menampilkan koleksi, melainkan sebuah ruang imajinatif yang mereka sebut sebagai The City of TYGA. Sebuah tempat di mana lintas generasi bertemu, terhubung oleh selera, passion, dan gaya hidup yang autentik.
Tak ingin hanya menjadi label pakaian, TYGA hadir sebagai brand yang membentuk komunitas. Setiap pelanggan diundang menjadi bagian dari ekosistem ini sebagai Citizens of TYGA, lengkap dengan paspor eksklusif sebagai simbol "kewarganegaraan" mereka. Paspor ini tak cuma menjadi simbol, melainkan sistem loyalitas yang memberi akses ke berbagai keuntungan transaksi, baik di butik maupun secara daring.
Melalui koleksi, pengalaman ritel, dan komunitasnya, TYGA terus mengangkat pentingnya kemerdekaan dalam berekspresi. Sebuah pengingat bahwa gaya tak mengenal batas usia, dan bahwa jati diri selalu layak dirayakan.