by NN | 27 Sep 2025
CRÜ Corner Bistro hadir seperti sapaan tetangga baru yang sebenarnya sudah lama mengenal kita. Di jantung Kemang, Jakarta Selatan—kawasan yang dulu menjadi ruang berkumpul bagi kalangan lama nan berkelas serta komunitas sosial yang erat—CRÜ memilih untuk menempati persimpangan paling ikonis.
Dengan kanopi kain bergaris putih dan kuning yang hangat, serta fasad dengan teras yang nyaman, CRÜ tampil mengundang. Sebuah upaya halus namun tegas untuk menghidupkan kembali semangat Kemang yang dulu begitu vibrant. Sesuatu yang familiar terasa sejak pertama melangkah masuk, sekaligus menimbulkan pertanyaan di benak kita: kenapa baru sekarang?
CRÜ Corner Bistro adalah karya terbaru dari grup Le Quartier, yang juga mengusung hidangan Eropa favorit. Jika Le Quartier di Gunawarman dikenal lewat pengalaman fine dining-nya, maka sang adik ini hadir dengan pendekatan yang lebih santai namun tetap penuh elegansi.
Suasana yang diciptakan bahkan sudah terasa seperti rumah—sebuah pencapaian tersendiri, karena berarti mampu membangkitkan vibe nyaman yang membuat tamu betah, bahkan sebelum makanan datang.
“Kemang, kan daerah sibuk di mana orang-orang hectic setiap hari. Kami mengharapkan semua yang datang ke sini bisa santai sejenak, dan menikmati interior design yang ditata menyerupai sebuah rumah,” ujar Erfan Haryanto, Public Relations CRÜ Corner Bistro saat menyambut Le Mariage.
Kami duduk di area sofa panjang, di mana penataan meja didesain berdekatan untuk menciptakan suasana kebersamaan. Sekilas, lukisan-lukisan bertema jembatan menghiasi dinding, menggambarkan filosofi mendalam di baliknya—termasuk salah satu jembatan di Belgia yang menjadi saksi momen pertunangan dan pernikahan pemilik sekaligus Head of Chef Le Quartier dan CRÜ, Chris Janssens. Lebih dari sekadar elemen estetika, jembatan ini menjadi simbol penyatuan: antara tempat, teman, dan pengalaman, dalam satu ruangan yang terasa seperti rumah.
Sambil menunggu hidangan tersaji, berbagai sudut ruangan bisa dieksplorasi sebagai spot estetik. Ada nook yang menyerupai ruang baca di jendela kamar tidur, hingga area yang terasa seperti ruang tamu pribadi—semua menciptakan nuansa akrab yang tulus.
Menu-Menu yang Kami Coba dan Rekomendasikan
Ritual wajib saat mengunjungi grup Le Quartier adalah mencicipi escargots. Di sini, Escargots A la Bourguirnonne menjadi comfort appetizer yang aromanya tercium sejak makanan dibawa menuju meja. Sensasi kenyal dan gurihnya berpadu dengan garlic bread yang garing—memanjakan lidah.
Untuk pembuka segar, Tomato Salad dengan balsamic dressing dan marinated feta jadi favorit banyak orang. Sementara Beef Croquettes menghadirkan potongan daging yang kaya dan chunky, ditemani saus dijon mustard mayo yang menghasilkan rasa gurih secara lembut.
Salah satu item khas CRÜ yang unik adalah Cloud-Brioche Bun. Signature meal untuk takeaway yang bentuknya menyerupai hamburger dengan roti brioche yang di-press. Isinya bisa dipilih dari ayam dan daging dengan sayuran, telur, hingga keju—yang pas disantap sambil jalan.
Pilihan menu Eropa lainnya hadir dalam bentuk pizza dan pasta. Kami mencoba Manzo E Fungi, pizza tipis dengan topping meatballs yang gurih dengan crust yang garing.
Untuk menu utama, Poulet Sous Brique menjadi pilihan yang menarik: ayam panggang empuk yang meresap dengan smoked paprika, coleslaw dan kentang goreng. Lalu ada White Snapper dengan kulit renyah, daging ikan lembut, dan calamari rice berbumbu seperti risotto yang kaya rasa. Bagi penyuka steak, Steak Frites dengan potongan wagyu 450 gram Wagyu (MB3) menjadi menu yang sulit dilewatkan.
Momen bersantap ditutup dengan pre-dessert, berbentuk pie mungil khas CRÜ dengan isian apel dan pisang. Gelato pun tak bisa dilewatkan—dibuat segar setiap hari lewat label Vecchio Gelato Artigianale, tersedia dalam varian seperti espresso, pistacchio, gianduja, hingga sorbet buat tropis seperti passionfruit dan mangga.
All-Day Dining dengan Jiwa Eropa
Bukan hanya bistro, CRÜ merayakan santapan sepanjang hari dengan jiwa Eropa yang santai dan berkarakter. Dari sarapan, makan siang, sore yang tenang, hingga makan malam, semuanya tersedia. Dalam gaya yang bisa dinikmati di tempat, dibawa pulang, atau diantar.
Di salah satu sudutnya, tersedia toko roti dan kue yang memperkuat citra neighborhood bistro—dari sourdough segar, viennoiseries, hingga kue dan pastry yang pas untuk teman ngopi, termasuk kopi seduh segar dan minuman racikan barista.
Konsep open kitchen CRÜ juga memungkinkan kita melihat langsung proses masaknya—membangun konseksi emosional dan kepercayaan, tanpa harus terasa formal.
“Kami percaya akan tumbuh komunitas baru di Selatan yang menjadikan CRÜ sebagai destinasi mereka. Mau makan gelato aja bisa, ngopi sambil croissant bisa, brunch sama keluarga ada, kami ada untuk semuanya,” tutup Erfan.